Ketika Pria Masa Lalu Hadir Ditengah Pernikahan

Pernikahan adalah ladang pahala bagi pasangan suami istri, namun bagi yang tidak mampu mengaplikasikannya pernikahan justru menjadi jalan menuju ke neraka. Begitulah inti kajian yang baru saja didengar Aira di televisi.
Aira menikah dengan suaminya tanpa pacaran. Orang tua Aira menolak keras permintaannya untuk dilamar oleh sang pujaan hati, padahal Aira begitu mencintainya. Sudah empat tahun Aira berpacaran, yang otomatis diantara mereka berdua sudah saling mengenal satu sama lain.
Gambar dari sini
Tapi orang tua Aira justru sudah memilihkan calon suami yang sama sekali belum dikenal sama Aira, baik sikap maupun perilakunya. Agama yang bagus menjadi pertimbangan utama keluarganya. Bulshit dengan semua itu, pikir Aira saat itu.
Namun demi baktinya kepada kedua orang tua, diapun rela memutuskan jalinan cinta kasih yang telah lama dibina dengan lelaki pujaannya, untuk kemudian menyatukan hati dengan orang yang demikian asing dalam hidupnya. Sungguh, Aira benar-benar muak dengan keterpaksaan ini.
Setelah menjalani proses taáruf yang cukup singkat dengan lelaki pilihan orang tuanya, keduanya dipersatukan dalam pernikahan. Meskipun berat, Aira mencoba menjalankan konsekuensi sebagai istri.
Sekuat tenaga, Aira mencoba melawan kebekuan hati dengan sedikit menumbuhkan rasa cinta dalam diri. Namun tak mudah mengusir cinta yang masih tumbuh dihatinya untuk sang pujaan hati di masa lalu. “Ya Allah, bagaimana mungkin aku bisa menjalankan biduk rumah tanggaku jika hatiku tak jua sanggup melupakannya,”bisikku.
Sikap santun dan tulus kasih sayang sang suami pada Aira membuat sisi hatinya yang lain terasa berbunga-bunga. Sebisa mungkin, Aira berusaha membalas semuanya dengan pengabdian yang tulus sebagai istri.
Namun sayang, ketika bunga cinta mulai bertumbuh, cinta lama kembali hadir dan mengoyak akar baru yang tumbuh dalam hatinya.
Aira, tahukah kamu, aku begitu tersiksa tanpamu”. Aira membaca pesan singkat di facebook yang baru  dia buka kembali setelah sebulan lamanya tak tersentuh.
Hati Aira luluh seketika membaca inbox sang pujaan hati. Bayangan wajahnya yang memelas. Sungguh, hati Aira serasa teriris sembilu manakala membaca curahan hatinya tentang dirinya. Aira merasa menjadi pecinta yang paling kejam sedunia karena tega mencampakkan bunga cinta yang telah lama bersemayam dalam hatinya.
Maafkan aku, sejujurnya aku tersiksa dengan keadaan ini, balas Aira tak kalah jujur.
Semenjak dipertemukan kembali di dunia maya, hubungan Aira dengannya kembali erat. Hampir setiap waktu Aira berusaha menyempatkan untuk bersua dengannya walaupun lewat inbox atau video call. Bahagia, itulah yang  dirasakan saat dia kembali mengisi hari-hari Aira dengan cinta. Dia benar-benar membuat Aira kecanduan, hingga tak lagi peduli akan tugasnya sebagai istri yang harus melayani suaminya.
Malam itu, Aira langsung terbangun saat melihat suaminya tidur lelap. Tak mau malamnya sia-sia, diapun kembali berkencan lewat kata dengan lelaki dari masa lalunya. Dia bercengkrama dengannya sampai larut malam, hingga tanpa sadar diapun tertidur di depan laptopnya yang masih menyala.
Kebiasaan bangun di penghujung malam membuat suaminya menemukan Aira dalam kondisi tidur pulas di depan laptopnya. Lalu, dengan penuh cinta dia membopong tubuh Aira menuju ke ranjang. Jiwa Aira yang tengah berangan tentang lelaki pujaannya langsung merespon pelukan suaminya dengan mesra.
                                                                       ***
Sesuatu yang aneh tengah  dialami Aira, mendadak tubuhnya terasa tidak nyaman. Perut kram, tidak nafsu makan, mual dan ingin muntah. Awalnya  dia berpikir mungkin karena kebiasaannya yang sering begadang, namun entah kenapa rasa itu tak jua sembuh ketika dia sudah lebih banyak istirahat. Bahkan, mual dan muntah yang dia rasakan semakin menjadi.
Cemas melihat kondisi Aira, sang suami segera mengantarnya ke dokter. Aira terkejut manakala dokter dengan ekspresi sumringah memberinya ucapan selamat.
“Selamat ya, karena sebentar lagi akan menjadi Ibu,”kata dokter sembari menunjukkan hasil tes urin.
“Alhamdulillah,”kata suaminya nampak tak percaya. Sekilas Aira melihat wajah suaminya nampak bahagia dengan senyum yang terus mengembang.
Aira hanya bisa tersenyum kecut. Seandainya saja bukan dia yang menjadi bapak dari anakku, tapi Raka. Betapa bahagianya aku. Lagi-lagi Aira membayangkan Raka.
Hari-hari yang dijalani Aira terasa semakin berat. Kehamilan yang tak dia harapkan justru menjadi kenyataan yang harus dihadapinya. Diam-diam Aira semakin membencinya karena sudah membuatnya mengalami kondisi yang tidak mengenakkan.
Hari berganti bulan. Masa tidak mengenakkan sudah mulai berkurang dan perut Aira sudah nampak membuncit. Entah apa yang terjadi pada diri Aira, kehamilan yang tadinya tidak dia harapkan justru semakin  dia rindukan. Rasa benci yang teramat sangat pada suaminya justru berbalik menjadi rasa cinta dan rindu manakala sang suami tak kunjung pulang dari kantor.
“Mas, kamu kemana saja sich, kenapa tidak pulang-pulang?”tanya Aira melalui telepon dengan sewot.
“Sabar ya! mas lagi ada meeting,”jawabnya pelan.
Melihat perubahan sikap Aira, tentulah suami menjadi semakin sayang dan perhatian padanya. Aira sendiri heran, Raka yang begitu dia sayangi justru bisa dengan mudah dia lupakan. Sedang suami yang tak pernah dia cintai justru terlihat menyenangkan dan membuatnya betah berada disampingnya. Rasa aneh itu semakin tumbuh bersamaan dengan semakin membesarnya janin yang mulai menunjukkan gerakan halus di kulit perut Aira.
Yang lebih mengherankan lagi, tiba-tiba saja Aira selalu ingin dimanja oleh sang suami. Belaian diperut dan lembutnya pijatan di kaki Aira membuatnya kecanduan dan tidak bisa tidur tanpanya. Dengan sabar dan penuh cinta, dia melayani dan menuruti keinginan Aira.
Bahkan ditengah malam buta, disaat sang suami lelap dalam mimpinya, dia bergegas keluar membelikan makanan yang  diinginkan sang istri. Padahal diluar hujan sangat deras. Melihat pengorbanannya, perlahan hati Aira luluh. Jejak-jejak cinta lama yang sempat tumbuh bersemi mulai layu oleh hadirnya taman cintanya yang mengakar kuat dalam jiwa Aira.
Raka dan segala kenangannya mulai terhapus dalam ingatan Aira. Bahkan ketika dia mendengar dering telepon darinya, Aira lebih memilih me-rejectnya. Suaminya sempat meminta agar Aira mengangkatnya, namun Aira memilih mematikan handphonenya.
“Mau sampai kapan menghindar dari temanmu itu?” tanya suaminya mencoba mengingatkan.
Rupanya Raka tak puas dengan perlakuan Aira. Hampir setiap hari dia menelpon Aira, mungkin dia coba ingin mengacaukan kebahagiaannya. Ingin semuanya segera berakhir, Airapun mengangkat teleponnya. Seperti biasa, dengan sejuta rayuan mautnya, dia coba melemahkan hati Aira. Namun Aira sudah siapkan jawaban terindah untuknya.
“Raka, aku tahu kamu sangat menyayangiku. Tapi maaf ya, kini sudah ada seseorang yang lebih tulus mencintaiku. Bahkan dia sudah memberikan sesuatu yang berharga dirahimku. Tolong jangan ganggu kebahagiaan kami ya!”ucapku dengan mantap.
Tak ada jawaban dari Raka, dia nampak terdiam seribu bahasa. Mungkin dia kecewa atau terluka mendengar jawaban Aira. sempat terbersit rasa bersalah, namun Aira sadar bahwa cepat atau lambat, dia memang harus mengakhiri semua petualangannya dengan seseorang yang sudah menjadi masa lalunya.
Mendengar jawaban Aira, sang suami hanya tersenyum simpul. Ternyata dia sudah tahu semuanya tentang Raka. Diam-diam dia membaca inboxnya dengan Raka.
“Kenapa mas tidak marah saat tahu aku sempat tergoda rayuan Raka?”tanya Aira dengan malu-malu.
“Kenapa harus marah? Kamu itu istriku yang sah di Mata Allah, jadi kalau kamu melenceng, ya tinggal mas minta saja sama Allah untuk meluruskan,”jawabnya dengan senyum menggoda.
Ternyata Allah memilihkan Aira seorang lelaki yang sangat sempurna. Sungguh dia merasa malu karena sudah mencoba menduakannya. Dalam sujudnya, dia memohon ampunan atas segala khilaf yang sudah dia lakukan dan tak lupa dia memohon kebahagiaan atas hubungannya yang halal dengan sang suami.
Loading...
Previous
Next Post »