Mendidik Anak Menjadi Generasi Rabbani (Part 2)

Untuk menyiapkan generasi rabbani, orang tua tentu harus memberikan perhatian pada tumbuh kembang bayi sejak didalam kandungan, misalnya : mengonsumsi makanan yang halal dan baik, menjalankan shalat wajib lima waktu, menjalankan shalat sunnah, membacakan ayat-ayat Al Quran, dan lain sebagainya. Mungkin Anda heran, kenapa saya tidak menyarankan untuk memperdengarkan Musik Klasik pada janin?
Jika penelitian menyebutkan musik klasik dapat memberikan efek menenangkan pada ibu dan bayi serta dapat menstimulasi otak, maka lantunan ayat-ayat Al Quran tentu memiliki pengaruh yang lebih dahsyat lagi. Musik dapat melenakan kita dari mengingat Allah SWT. Bisa dibayangkan, bagaimana dewasanya jika sejak dalam kandungan saja orang tuanya sudah mengajarkan untuk melupakan Allah SWT. Al Quran sendiri tidak hanya mampu memberikan efek menenangkan bagi ibu dan janin, tapi juga memberikan perlindungan kepada keduanya dari gangguan setan dan sebagai sarana mengenalkan janin pada Penciptanya.
Jika diatas sudah disebutkan bahwa ibu hamil mendapatkan kebebasan berpuasa dengan syarat tertentu. Namun demi menciptakan generasi rabbani, puasa justru menjadi moment paling istimewa karena dapat melatih kesabaran janin sejak dini. Jika biasanya ibu hamil identik dengan istilah “ngidam” yang aneh-aneh dan cenderung merepotkan, maka Puasa juga dapat menahan nafsu ibu hamil untuk lebih memilah dan memilih mana yang harus diprioritaskan. Selain itu, para orang tua hendaknya berdoa dan memohon kepada Allah agar bayi dalam kandungannya selamat, dijadikan anak yang shaleh/hah, sempurna akhlaknya dan bermanfaat bagi semua. Karena doa orang tua kepada anaknya termasuk doa yang dikabulkan oleh Allah SWT.
 Perhatian terhadap Anak Setelah Dilahirkan
Islam memberikan tuntunan yang sangat jelas untuk menciptakan generasi rabbani, terutama sesaat setelah kelahiran anak, yakni :
  • Menyampaikan kabar gembira atas kelahiran anak kepada sanak famili agar mereka semua ikut bersuka cita, sebagaimana firman Allah berikut :
“Dan isterinya berdiri (di balik tirai lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari lshaq (akan lahir puteranya) Ya ‘qub. ” (Surah Hud : 71)
  • Mengumandangkan Adzan di telinga bayi
Dari ‘Ubaidillah bin Abi Rofi’, dari ayahnya (Abu Rofi’), beliau berkata, Aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumandangkan adzan di telinga Al Hasan bin ‘Ali ketika Fathimah melahirkannya dengan adzan shalat.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi)
  • Mengumandangkan adzan di telinga bayi sangat penting untuk mengenalkan akan kebesaran Allah, meneguhkan kalimat tauhid ke dalam jiwa si bayi semenjak dia dilahirkan, dan memberikan perlindungan dari gangguan syetan dan jin jahat.
  •  Mentaknik mulut bayi
Salah satu sunnah yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah mentaknik atau mengoleskan sebutir kurma yang sudah dihaluskan kedalam langit-langit mulut bayi. Taknik dipercaya dapat mempengaruhi kesehatan bayi, sebagaimana dibuktikan beberapa dokter.  Bahkan seorang dokter bernama Dr. Faruq Masahil dalam salah satu majalah Al ummah, Qatar edisi 50 menyatakan jika, “Tahnik dengan ukuran apapun merupakan mu’jizat Nabi dalam bidang kedokteran selama empat belas abad, agar umat manusia mengenal tujuan dan hikmah di baliknya.
  • Menyematkan nama terbaik untuk anak
Nama bukan hanya identitas seseorang, namun juga sebentuk doa dan harapan dari setiap orang tua kepada anaknya. Orang tua wajib memberikan nama-nama yang terbaik dan terindah untuk buah hati, sebagaimana ajuran dalam hadits berikut :
Ya Rasulallah, apakah hak anakku atasku? Rasulullah Saw bersabda, baguskan namanya, perbaiki adabnya (ajari sopan santun), dan menempatkannya pada kedudukan yang baik. (HR. Tabrani)
Hadits diatas menyebutkan bahwa selain memberikan nama yang baik, orang tua  juga berkewajiban memperbaiki akhlak serta memperlakukan anak dengan baik.
  • Aqiqah.
Aqiqah merupakan prosesi penyembelihan kambing pada hari ketujuh kelahiran bayi. Aqiqah merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan. Anjuran aqiqah sendiri bisa dilihat dari hadits berikut :
Rasulullah bersabda: “Setiap anak membawa aqiqah, maka sembelihlah untuknya dan jauhkanlah gangguan darinya” (HR. Al Bukhari.)Selain aqiqah, orang tua juga dianjurkan untuk mencukur rambut bayi dan menghkitankannya.
  • Perhatian terhadap Anak Sesuai Tahap Perkembangannya
Islam agama yang menyelamatkan. Didalamnya terdapat berbagai tuntunan dalam menghadapi kehidupan, termasuk tuntunan dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak kita menjadi generasi rabbani. Tuntunan tersebut bisa kita pelajari dari nasihat Luqman Al Hakim kepada anaknya yang diabadikan kedalam Al Quran Surah Luqman. Melalui kisah yang diceritakan di dalam AI-Qur’an tersebut, para orang tua bisa mengambil pedoman dan berpegang teguh dalam mengawal tumbuh kembang anak-anak.
Pendidik Tahap pertama : Di  Enam Tahun Pertama (Mumayyiz)
Usia enam tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan masa paling penting dan kritis, dimana apa yang kita tanamkan pada masa ini akan memiliki pengaruh yang mendalam dalam pembentukan kepribadiannya. Jadi apapun yang terekam dalam benak anak pada masa ini akan sangat berpengaruh pada kepribadiannya ketika mereka beranjak dewasa. Jika kebanyakan orang tua di jaman modern ini sudah mulai menjejalkan pelajaran calistung pada anak di usia dini,  mengenalkan gadget yang menawarkan aneka permainan edukatif, dan segala tetek bengek yang berlabel “modern dan canggih”. Maka orang tua pendamba generasi rabbani harus berani dan siap melawan arus dengan memilih pendidikan yang berbasis islami, tidak mengenalkan anak pada gadget tanpa pengawasan, dan terus mengawal tumbuh kembang anak di masa-masa kritis tersebut.
Pendidik Tahap Kedua : Anak usia 7 – 14 tahun
Pada masa ini, orang tua tetap wajib memberikan kasih sayang kepada anaknya tapi dalam konteks yang lebih tegas dengan mengarahkan anak agar lebih disiplin dan bertanggung jawab terhadap aturan dan larangan Allah. Memilih pendidikan berbasis islami menjadi satu pilihan yang tepat mengingat pergaulan zaman sekarang yang semakin rusak. Meskipun demikian, orang tua tidak bisa serta merta mempercayakan pendidikan anak kepada pihak sekolah atau pendidik, karena orang tua tetap memiliki kewajiban dalam membentuk karakter dan moral anak.
Di saat gadget dan berbagai fasilitas modern berhasil membius dan memanjakan hari-hari anak-anak pra remaja, maka kita harus bersikap tegas untuk mengontrol penggunaannya atau menghindarkan generasi kita dari fasilitas yang sejatinya meracuni bahkan menjerumuskan para generasi kita ke dalam kerusakan.
Pendidikan Tahap Ketiga : Remaja Usia 15 – 21 Tahun
Masa ini umumnya para remaja cenderung bersikap memberontak. Untuk menyikapinya, orang tua perlu memahami dan menempatkan diri sebagai teman untuk anaknya. Pada masa ini, komunikasi menjadi satu hal yang penting diperhatikan, karena usia remaja merupakan masa rentan dimana umumnya anak mulai pencarian jati diri. Jadilah tempat bertukar pendapat atau curhat yang baik agar anak tidak melampiaskan ketidaktahuannya pada tempat yang salah. Jika merasa ada sedikit kesalahan, jangan langsung memarahi, tapi nasihatilah anak dengan baik dan penuh kasih sayang. Meskipun Anda tidak selalu mengawal keberadaan anak-anaknya, namun kontrol tetap harus dilakukan. Namun Anda tidak perlu khawatir berlebihan, karena jika dari awal Anda sudah membentengi anak dengan pendidikan islami, maka gencarnya gempuran dari berbagai pihak tidak akan mampu mempengaruhi generasi kita.
Pendidikan Tahap Keempat : Remaja Usia 21 ke atas
Masa ini merupakan masa yang aman, dimana orang tua bisa memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada anak-anaknya dengan memberikan kebebasan kepada mereka untuk memutuskan sesuatu. Meskipun begitu, orang tua tetap berkewajiban memantau, menasihati dan mendoakan anak-anaknya agar berhasil mencapai tujuan hidupnya dengan baik.
Bersambung di part 3
Loading...
Previous
Next Post »