Perjalanan hidup manusia tidak selamanya mulus, keimanan manusiapun ada kalanya mengalami pasang surut. Rohman bukanlah orang yang tidak mengerti agama, namun pergaulan telah menyeretnya hingga berbuat yang menyimpang dari ajaran agama. Rohman tergelincir ke dalam lubang yang sengaja dia ciptakan sendiri, setidaknya, itulah yang dia alami saat ini.
Selama ini kehidupan keluarganya amatlah tenang dan jauh dari masalah. Usaha yang dia jalankan juga terbilang cukup lancar, bahkan lebih lancar dari biasanya. Keuntungan dari usaha showroom kecilnya mengantarkan keluarganya pada hidup yang terbilang mapan. Tak terhitung berapa banyak asset yang sudah terkumpul berkat usahanya ini. Semua keberhasilan itu membuatnya mampu menjadi salah seorang yang terpandang di desa.
Namun, godaan hidup mulai datang menggoyahkan benteng-benteng keimanan Rohman. Hal ini terjadi manakala adik sepupunya mencalonkan diri sebagai Kepala Desa. Dia merupakan calon terkuat karena mendapatkan dukungan penuh dari beberapa elemen masyarakat, terutama para pemuda. Atas pertimbangan itulah Rohman memutuskan untuk mendukung sepenuhnya pencalonan adik sepupunya itu. Dukungannya tidak hanya berupa support dan doa saja, namun Rohman tak berat mengeluarkan beberapa kocek dari kantongnya demi mendukung kemenangannya.
Berhari-hari Rohman disibukkan dengan urusan pencalonan adiknya karena diatermasuk salah satu tim suksesnya. Menghabiskan waktu dengan rencana-rencana politik membuatnya semakin terhanyut dalam uforia pencoblosan tersebut. Tidak hanya sekedar mendukung, Rohman bahkan secara sadar mulai terjerumus pada permainan kotor yang menjanjikan keuntungan sangat besar. Istrinya bukannya melarang kegilaan sang suami, dia justru mendukung sepenuhnya keputusan Rohman untuk ikut acara taruhan yang diadakan beberapa teman-teman barunya.
Iman semakin menipis dari hati Rohman manakala melihat teman-teman mulai berlomba mempertaruhkan hartanya demi memenangkan taruhan ini. Tak mau kalah, Rohman pun mempertaruhkan semua tabungan dan juga sepeda motornya. Semua dilakukan karena dia yakin bahwa adiknyalah yang bakalan memenangkan kompetisi ini. Detik-detik menegangkan berlangsung cukup singkat, adiknya yang awalnya berada di urutan paling atas dalam penghitungan suara, tiba-tiba mengalami penurunan suara di akhir penghitungan suara.
Rohman berusaha optimis, namun tiba-tiba rasa cemas mulai menyerangnya saat perolehan angka sang adik berada jauh di bawah kompetitornya. Dan, dalam sekejap saja, semua harta yangdia kumpulkan dengan susah payah beberapa tahun mulai menghilang dari pandangan. Harapan tinggalah harapan saja, detik itu juga semua musnah bak ditelan bumi. Tubuhnya langsung limbung seketika, tiba-tiba dia merasa semua terasa gelap dan pekat.
Beberapa detik kemudian Rohman mendapati tubuhnya berada di atas ranjang, nampak beberapa keluarga tengah mengerubutinya. Melihat dirinya sudah sadar, akhirnya mereka membiarkan Rohman dan istri berdua dalam kamar tersebut. Keduanya menangis sejadi-jadinya mengingat kebodohan yang baru saja mereka lakukan. Namun kami sadar, nasi sudah menjadi bubur sehingga tidak mungkin lagi bisa dikembalikan pada kondisi semula.
Menyesal sudah pasti, namun hidup harus tetap dijalani. Dihadapan tetangga, Rohman berusaha bersikap sewajarnya atas musibah yang baru saja menimpaku meskipun sebenarnya hati ini benar-benar didera rasa nelangsa yang berkepanjangan. Tabungan yang sedianya menjadi modal usaha telah lenyap bagaikan ditiup angin. Kini, Rohman harus membangun semuanya dari nol.
Beruntung, Rohman masih memiliki satu buah mobil pickup yang bisa dia manfaatkan untuk mencari nafkah. Rohman bersyukur, mobil tua itu masih bisa menunjang kebutuhan ekonomi keluarganya. Hari demi hari dia rajut dengan kesibukan barunya sebagai sopir angkut. Rohman sangat menikmati kesibukan barunya itu meskipun penghasilan yang dia dapat cukup rendah dibandingankan dengan keuntungan jual beli kendaraan. Tapi apa mau dikata, memang inilah takdir yang harus dia jalani.
Beruntung, istrinya sangat legowo menerima kondisi ini, semua terlihat dari dukungan yang mereka berikan kepada Rohman. Anaknyayang masih duduk di bangku kelas dua SD terlihat lebih dewasa dari umurnya, dia terlihat sangat mengerti kondisi ayahnya. Rohman sangat terharu manakala dia berkata, “Ayah, nanti kalau sudah punya uang, adik mau dibelikan mainan baru,” katanya dengan polos. Dengan perasaan sedih, Rohman langsung mengangguk sambil memeluk tubuh kecilnya. Rasanya baru kali ini Rohman tidak bisa memenuhi keinginan anak semata wayangnya. Dalam hatinya berjanji akan bekerja lebih keras lagi agar bisa menyenangkan hati putranya seperti dulu.
***
Manusia bisa berencana, akan tetapi tetap Allahlah yang Maha berkehendak. Mimpi yang dirajut dengan indahnya, harus karam di tengah jalan manakala kecelakaan maut menimpa Rohman. Dia mengalami luka yang cukup serius di kaki sehingga membuatnya harus menjalani operasi. Besarnya biaya perawatan yang dibutuhkan untuk kesembuhan kaki Rohman membuat sang istri mulai menjual satu per satu asset yang masih tersisa di rumah.
Kini, tak ada satu hartapun yang tersisa untuk kami, semuanya ludes untuk biaya perawatan Rohman. Bahkan pickup yang sejatinya merupakan penopang ekonomi kami belakangan ini juga ikut terjual. Hati Rohman menangis melihat kenyataan yang terhampar di depan mata. Sudah satu bulan lebih Dia tidak menjalani kewajibannya sebagai tulang punggung keluarga, karena kondisinya belum pulih benar. Untuk mencukupi kebutuhan ekonomi kami, sang istri rela menjadi buruh tani di sawah milik tetangga.
Hampir setahun lamanya, aku menjalani proses pemulihan kakinya dan saat itu pulalah Dia menjadi beban buat sang istri. Namun, dengan keterbatasan yang dia alami, dia merasa istrinya jauh lebih sabar dan dewasa dalam memandang hidup. Sedikitpun tak pernah dia mendengarkan ia mengeluh apalagi memperlakukan Rohman dengan kasar meskipun dia tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga. Wajah cantik istrinya mulai terenggut oleh besarnya beban hidup yang kami alami. Namun, dalam lubuk hati Rohman yang terdalam, dia menancapkan sebuah janji bahwa kelak dia akan membayar setiap tetes keringat yang keluar dari tubuh sang istri
Kira-kira, bagaimana Rohman bisa bangkit dari keterpurukan hidup yang dialaminya? Usaha apakah yang dia lakukan di tengah keterbatasan fisik akibat kecelakaan yang dialaminya? Baca selengkapnya dalam Buku Yang berjudul "The Power Of Duha" yang bisa dibeli di Toko Buku Gramedia di seluruh Indonesia.
Merupakan Kisah Nyata favorit saya yang terdapat dalam Buku The Power of Duha dengan judul “Roda Kehidupanku”
Buku The Power Of Duha
Loading...