Hal yang Boleh dan Tidak Boleh dilakukan Saat Iktikaf Ramadhan

Puasa ramadhan sudah masuk 10 hari terakhir nih, artinya ada satu amalan yang bisa Anda lakukan untuk menyambut satu malam penuh kemuliaan Lailatul Qadar, yakni I’tikaf. I’tikaf memiliki arti berdiam diri di masjid pada 10 malam terakhir ramadhan sambil memperbanyak amalan ibadah. Bagi yang sudah merasakan nikmatnya I’tikaf dan beragam manfaatnya, pastilah mereka akan merasa enggan meninggalkan ibadah tersebut. Namun bagi Anda yang baru tergerak melaksanakannya, sebaiknya pahami dengan benar apa saja yang amalan yang dilakukan saat I’tikaf, hal yang boleh, dan makruh dilakukan saat I’tikaf. 

Amalan yang bisa dilakukan selama I’tikaf

Ada banyak amalan yang bisa Anda lakukan saat I’tikaf, diantaranya :
•    Shalat wajib maupun sunnah, baik dilakukan berjamaah atau sendirian
•    Zikir
•    Membaca Al Quran
•    Mempelajari ilmu agama
•    Memahami isi dan kandungan Al Quran
•    Berdoa

Hal yang boleh dilakukan selama I’tikaf

Meski dianjurkan memperbanyak ibaah selama I’tikaf, namun bukan berarti seseorang tidak boleh melakukan hal lain selain ibadah. Seseorang tetap boleh beraktivitas sebagaimana biasanya, seperti : makan, beristirahat, berbicara, tidur, mandi, buang air kecil/BAB dan lainnya.

Hal yang Makruh Dilakukan Saat I'tikaf

Selain memperbanyak amalan saat beri’tikaf, Anda juga wajib menghindari segala sesuatu yang tidak bermanfaat.  Hal itu sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, yang artinya :
Rasulullah SAW bersabda, ‘’Di antara baiknya keislaman sesorang adalah meninggalkan sesuatu yang tak berguna baginya.’’ (HR Tirmidzi).
Nah, kira-kira apa sajakah yang makruh dilakukan saat I’tikaf? Simak informasinya, berikut ini :
Lalu apa saja perkara yang dimakruhkan saat beri’tikaf?

1. Membisu atau tidak mengucapkan kata apapun saat I’tikaf

Abdullah ibnu Abbas RA berkata, ‘’Bahwa Rasulullah telah melarang orang yang bernazar untuk berdiri di tengah terik matahari dan tak berkata apa-apa, serta shaum tanpa berteduh. Beliau memerintahkan agar segera duduk, berteduh, serta berbicara.’’ (HR Bukhari).
Abu Bakar Shiddiq pernah menegur seorang wanita bernama Zainab karena membisu. Wanita itu sengaja membisu dalam semedinya. ‘’Bicaralah, karena sesungguhnya yang demikian itu tak boleh,’’ ujar Abu Bakar. Kemudian, wanita itu pun berbicara.
Abu Hurairah RA berkata, ‘’Sungguh Rasulullah SAW telah melarang puasa wishal (puasa tak sahur dan tak buka selama beberapa hari) serta puasa ash-shamt  (puasa membisu tak mau bicara).’’

2. Berbisnis atau berjualan saat I’tikaf 

Membicarakan tentang bisnis maupun yang berhubungan dengan masalah dagang sangat tidak dianjurkan dilakukan di masjid, terutama saat I’tikaf.
“Bila engkau mendapatkan orang yang menjual atau membeli di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya, ‘Semoga Allah tidak memberikan keuntungan pada perniagaanmu.’ Dan bila engkau menyaksikan orang yang mengumumkan kehilangan barang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya, ‘Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang. (HR. Tirmidzi no. 1321)

3. Bermesraan dengan isteri hingga jima’

Bukan rahasia lagi jika masjid merupakan tempat yang suci sehingga perbuatan tersebut tentu tidak layak dilakukan, terutama saat beri’tikaf.

4. Mengucapkan perkataan yang buruk

Berkata buruk, seperti : mengumpat, debat kusir, atau perkataan apapun yang mengandung dosa wajib dihindari selama I’tikaf. Bahkan seseorang juga dilarang membalas umpatan orang, sebagaimana dalam hadits yang artinya :
Rasulullah SAW bersabda, ‘’Jika diumpat oleh seseorang, maka hendaknya berkata ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.’’ (HR Riwayat Bukhari Muslim).
Dengan memahami hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat I’tikaf diatas, diharapkan Anda akan lebih mengerti dan tentunya bersemangat melaksanakan I’tikaf ramadhan. 
Loading...
Previous
Next Post »