Mengenangmu

Ibu menulis ini bukan karena tidak ikhlas akan kepergian putri kecilku yang tercinta, ibu hanya ini melepas segala duka yang menghimpit dihati, semoga ibu masih diberi kesabaran dan ketabahan oleh Allah SWT.
Anakku, ibu tau sekarang engkau pasti lebih bahagia di sana, bersama teman-temanmu dan ber ibu kan bidadari yang cantik, lemah lembut dan sabar, tidak seperti ibumu yang tidak sabar manakala ada yang membandingkan kamu dengan anak sebayamu.  Ibu memilih untuk tidak berinteraksi dengan tetangga, itu semua ibu lakukan bukan karena malu terhadap tumbuh kembangmu sayang….. Ibu hanya takut pertanyaan mereka menyakiti perasaanmu sayang.
Semua salah ibu…seandainya saat itu ibu tidak berlari untuk menyelamatkan kakakmu yang dalam bahaya, mungkin kamu tak harus menanggung penderitaan ini.  Mungkin kamu tak terlahir sekecil ini…  Ibu hanya bisa berandai-andai, tapi semua itu tidak akan merubah takdir yang menimpa ibu, karena yang ibu tahu semua yang terjadi pada kita pasti atas izin Allah.
Sekuat tenaga ibu mempertahankanmu, yang akhirnya hanya 28 minggu kau bisa bertahan dalam kandungan ibu, keadaan yang memaksamu harus keluar lewat Operasi Caesar, kamu terlahir dengan berat badan 1.6 kg, ibu sediih sekali nak…
Tapi ibu masih bersyukur sama Allah, karena masih mempertemukan kita….masih memberi kesempatan pada ibu untuk merawatmu.  Hampir 3 bulan ibu ibu konsentrasi untuk mengejar ketinggalan kamu, dan atas izin Allah berat badanmu meningkat sampai 3.3 kg.  Ibu bersyukur sekali sayang…..
Ibu ingat sayang, sesaat setelah kau pulang dari rumah sakit, ibu menidurkan kamu di Babybox yang diatasnya diberi lampu 5 watt, supaya kamu tetap hangat.  Tapi malam itu hujan begitu deras dan listriknya padam, alangkah paniknya ayah dan ibumu nak….ibu mengisi air hangat ke dalam botol dan ibu taruh dipinggir kamu, supaya kamu tetap hangat, dan dengan lampu senter ibu menerangi kamu sayang……
Anak sekecil kamu harus menanggung beban seberat itu, sakit hati ibu manakala ada yang membandingkan kamu dengan anak tetangga.  Di anak tetangga bisa duduk sendiri kamu masih tengkurap.  Sedihh…perih… hati ibu saat ada yang memandangmu dengan sebelah mata.
Sayang ….begitu banyak kenangan yang kamu torehkan dalam kehidupan ibu.
Bahkan sesaat sebelum kepergianmu, kamu begitu bersemangat saat menyusu, ibu nggak menyangka, saat itu adalah saat terakhirmu bersama ibu sayang..
Sayang ……setelah kepergianmu….ibu seperti orang gila, setiap malam ibu masih terbangun karena teringat masih menyusui kamu, setiap pagi ibu tergesa-gesa untuk bangun untuk memandikan kamu, tapi…. Lagi-lagi ibu harus menangis……ibu masih tidak sanggup melupakanmu, ibu begitu menyayangimu nak…
Saat  ibu merasakan payudara ibu terasa penuh, air mata ibu terus mengalir…..ibu merasa hampa sayang…..
Ibu sempat kecewa sama Allah, ibu sempat marah……..Kenapa tidak mengambilmu saat didalam perut ibu, kenapa harus memberikan kamu pada ibu, kalau akhirnya diambil kembali….Disaat kau mulai tumbuh menjadi putri kecilku yang cantik….Disaat kau begitu lucu dan menggemaskan.  Hanya 10 bulan ibu diberi kesempatan untuk merawatmu, menyusuimu, melimpahkan kasih sayangku.
Tapi akhirnya ibu sadari, bahwa Allah lebih menyayangimu….Allah telah menempatkan kamu di tempat yang terindah disisiNya.
Kututup buku diaryku, air mataku tak berhenti mengalir.  Aku tak menyadari kehadiran suamiku yang sedari tadi memperhatikan aku, dia langsung memelukku “Sudah sayang, kalau kamu nangis terus kasian Nabila, dia pasti sedih melihat ibunya sedih” kata suamiku sambil mengusap air mataku.
Ibu berusaha tegar menghadapi semua ini, satu harapan ibu semoga Allah masih mempercayai kami untuk merawat titipan-Nya. Semoga Allah memberikan kebahagiaan pada keluarga kami.  Amiin.






Loading...
Previous
Next Post »