Hem... kali ini aku terinspirasi ketika Radit kesulitan mengerjakan PR Matematikanya..... check it doooot...
JARI
AJAIB
Huh! Susah sekali sich,” Andi menggerutu kesal
sambil sesekali memukulkan tangannya ke buku dihadapannya.
Dari kejuhan, kak Lili memperhatikan tingkah laku
adik kesayangannya. Tak tega melihat adiknya dilanda kebingungan, akhirnya kak
Lili yang tengah menyelesaikan tugas ketrampilan memilih menghampiri Andi.
“Kamu kenapa, Ndi. Kok terihat kesal begitu?” tanya
kak Lili lembut.
“Ini
gara-gara pelajaran matematika, Kak,”sahutnya dengan nada ketus.
“Kenapa
dengan pelajaran matematika?”Tanya kak Lili.
“Ada
tugas hafalan perkalian matematika, kak. Nah, ini sulit sekali, padahal
daritadi aku sudah berusaha,”Andi menceritakan kesulitannya pada sang kakak.
“Oh,
cuma hafalan perkalian, kan waktu itu mama sudah belikan buku perkalian,”kakak
coba mengingatkan.
“Iya,
kak. Masalahnya, Andi tidak bisa menghafalkan sebanyak itu,” sahut Andi
terlihat kesal. “Seandainya saja aku punya kantong ajaibnya Doraemon, pasti
semua jadi udah, “tambahnya sembari membayangkan seuatu.
“Hem…
mulai dech berhayalnya,” kata Kak Lili sembari menghela nafas panjang.
“Loh,
kan memang bener kak. Lihat si Nobita, dia tidak pandai, tapi berkat kantong
doraemon dia bisa mengerjakan tugas sekolahnya kan, “ujar andi penuh semangat.
“Sebenarnya,
kamu tidak perlu kantog ajaib doraemon untuk bisa menghafalkan perkalian,
karena kamu juga memiliki sesuatu yang ajaib,”ujar kak Lili penuh teka-teki.
“Hah!
Apa itu kak?”Andi terlihat penasaran.
“Ada
dech,”sahut kak Lili menggoda adik kesayangannya.
“Idih
kakak, selalu saja begitu,” Andi merengek manja pada sang kakak.
“Mau
tahu apa benda ajaib itu?” goda sang kakak.
“Iya…
iya, cepetan dong, kak,” Andi terlihat tidak sabar.
“Trataa….
Benda itu adaah Jari tangan,”teriak kak Lili sambil menggyangkan jari-jarinya.
“Ih
nggak seru dech, “ Andi nampak kecewa dengan jawaban kak Lili.
“Eits
tunggu dulu, kakak akan tunjukkan trik-trik untuk menghafal matematika dengan
menggunakan jari,”ujar Kak Lili.
Meskipun
awalnya Andi tidak tertarik, namun setelah mendengar penjelasan dari kakaknya,
dia terlihat antusias menggerak-gerakkan jarinya sesuai petunjuk sang kakak.
“Gimana,
sudah paham?” tanya kak Lili.
Andi
hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan kakaknya. Kini dia tengah asyik
mempraktekkan trik-trik yang diajarkan oleh kak Lili. Dia terus menghafal perkalian
dari 1 sampai sepuluh sambil menggerak-gerakkan jarinya.
Setelah
menurutnya sudah lancar, ia segera menemui kakaknya, “Kakak, tolong simak
hafalanku dong,” rengek Andi kepada sang kakak.
“Idih,
memangnya sudah lancar nih hafalannya?” goda sang kakak sambil tersenyum.
“Sudah
dong, aku kan punya jari ajaib,”ujarnya bangga.
Dengan
teliti sang kakak menyimak hafalan adiknya. Dia terlihat ikut bahagia melihat
adiknya begitu semangat untuk menghafal perkalian. Tidak butuh waktu lama, akhirnya Andi berhasil menghafalkan perkalian
dengan lancar.
“Horee…
sekarang aku bisa!”Andi berteriak kegirangan.
“Tuh
berhasil kan, masih pengen punya kantong ajaib doraemon?” goda sang kakak.
“Enggak
perlu! Aku kan sudah punya jari ajaib,” jawab Andi sambil tertawa riang.
Loading...