Amazing. Itulah yang ibu rasakan ketika mengawal tumbuh kembangmu, Nak.
Masih lekat dalam ingatan ibu, fase-fase penting yang berhasil kamu lalui dengan sukses dari mulai miring, tengkurap, merangkak, berdiri, dan melangkah. Satu fase yang menurut ibu sangat mendebarkan dan membahagiakan ketika kamu berhasil melaluinya adalah berdiri dan berjalan.Kamu mulai belajar berdiri sejak usia 11 bulan. Tapi saat itu, kamu belum berani untuk melangkahkan kakimu. Hanya sesekali berdiri dengan bantuan tangan ibumu atau berdiri sendiri dengan berpegangan pada tembok. Ibu tidak memaksamu untuk cepat bisa berjalan dengan bantuan Baby Walker atau alat apapun, karena ibu yakin bahwa kamu akan mampu menjalani fase tumbuh kembangmu secara alami. Ibu selalu sabar menunggu kejutan-kejutan darimu, Nak.
Setiap hari kamu tak lelah berlatih, meskipun dengan bantuan tembok, jemuran baju, atau apa saja yang bisa kamu jadikan pegangan. Jatuh terjerembab sudah biasa kamu alami ketika salah satu tanganmu lupa tidak berpegangan pada tembok. Kupeluk hangat tubuhmu dan kucium keningmu seraya kubisikkan kata semangat “anak pintar harus semangat yach, biar cepet bisa jalan”.
Dan benar, tangisanmu, bukan berarti kamu kapok untuk terus berusaha. Aku kembali melihat senyum ceria diwajahmu yang cantik dan menggemaskan. Dengan penuh semangat, kamu berdiri perlahan dan mencoba melangkahkan dua kakimu secara bergantian. Saat itu, ibu menahan haru seraya memberikan Standing Applause untukmu, “Horee.. ayo anak ibu hebat!”
Senyummu semakin mengembang dan kamupun semakin bersemangat melangkahkan kakimu seraya berpegangan pada tembok. Ups, saking semangatnya, kamu sampai lupa menjaga keseimbangan. Akhirnya, kamu jatuh dan menangis lagi. Duh, lagi-lagi pelukan dan ciuman ibu berhasil menenangkanmu.
“Ayo sayang, kita belajar lagi!”rayuku pada saat itu.
Kamu tidak menghiraukan ajakan ibu, justru asyik tidur-tiduran di pangkuan ibumu. Ibu mengerti, sepertinya kamu kecapekan karena seharian belajar berjalan. Setelah tidur siang, ibu memandikan dan mendandanimu dengan cantik. Aroma wangi bedak dikulitmu membuat ibumu tak hentinya menciumi tubuhmu. Puas bercanda dengan ibumu, kamupun kembali dengan aksi cerdas yang beberapa hari ini kamu lakukan. Dengan bantuan pintu, kamu berdiri dan merambat mengikuti tembok rumah. Perlahan, kamu melepaskan kedua tanganmu, dan ibumupun berteriak kegirangan,“horeeee, akhirnya Zahraa bisa berjalan”. Senyum mengembang dari bibirmu yang mungil, seolah ingin mengatakan “Ibu, aku sudah berhasil”.
" Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away "Saat Tumbuh Kembang Balitaku Balitamu".
Loading...