Jauhi Iri dan dengki! Karena keduanya merupakan penyakit hati yang barbahaya. Iri dan dengki disebut sebagai hasad, yakni sikap seseorang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat atau kesenangan. Orang yang memiliki sifat hasad itu bisa dikatakan, “senang melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang”. Hasad juga bisa diartikan seseorang yang menginginkan nikmat orang lain hilang dan berpindah kepadanya.
“Hasad adalah sekadar benci dan tidak suka terhadap kebaikan yang ada pada orang lain yang ia lihat.” (Ibnu Taimiyah).
Imam Al-Ghazali menyebutkan dalam kitabnya, Ihya 'Ulumuddin, pengertian hasad adalah sifat membenci nikmat Allah SWT yang diberikan orang lain, serta menyukai hilangnya nikmat tersebut. Seseorang yang memiliki sifat hasad tidak akan merasa tenang atau resah dan gelisah apabila melihat pencapaian orang lain melebihi dirinya.
Imam Al-Ghazali menyebutkan dalam kitabnya, Ihya 'Ulumuddin, pengertian hasad adalah sifat membenci nikmat Allah SWT yang diberikan orang lain, serta menyukai hilangnya nikmat tersebut. Seseorang yang memiliki sifat hasad tidak akan merasa tenang atau resah dan gelisah apabila melihat pencapaian orang lain melebihi dirinya.
Mengapa kita harus Jauhi Iri dan Dengki!
Sifat hasad sangat bahaya, karena dapat merusak amal dan melenyapkan seluruh kebaikan, sebagaimana dalam sebuah hadits, yang artinya :
“Jauhilah oleh kamu sekalian sikap hasad (dengki), karena sesungguhnya sikap hasad itu memakan (menghabiskan) kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan (menghabiskan) kayu bakar“. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
Dan juga dalam sebuah hadits yang artinya :
“Janganlah kamu sekalian saling iri, saling membenci, saling memata-matai, saling membukakan ‘aib, saling tipu, dan saling menjatuhkan, tapi jadilah kamu sekalian hamba Allah yang bersaudara“. (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Hasad yang diperbolehkan
Meskipun hasad itu tidak baik, namun ada yang diperbolehkan loh. Hasad yang dibolehkan disebut ghibtah, yakni iri dengan amal kebaikan yang diperbuat orang lain sehingga mengakibatkan seseorang melakukan kebaikan yang sama, misalnya dalam bersedekah dan menghafal Al Quran. Hal itu, sebagaimana dalam sebuah hadits yang artinya :
“Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal, yaitu (hasad kepada) orang-orang yang diberi kemampuan (membaca) al-Quran oleh Allah, lalu dia menegakkan (melaksanakan membaca) al-Quran baik diwaktu siang ataupun malam dan (hasad kepada) orang-orang yang diberi harta oleh Allah lalu dia infakkan baik diwaktu malam ataupun diwaktu siang“. (HR Muslim).
Wallahu a’lam bish-shawab. Semoga artikel tentang jauhi iri dan dengki! Diatas dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.
“Jauhilah oleh kamu sekalian sikap hasad (dengki), karena sesungguhnya sikap hasad itu memakan (menghabiskan) kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan (menghabiskan) kayu bakar“. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
Dan juga dalam sebuah hadits yang artinya :
“Janganlah kamu sekalian saling iri, saling membenci, saling memata-matai, saling membukakan ‘aib, saling tipu, dan saling menjatuhkan, tapi jadilah kamu sekalian hamba Allah yang bersaudara“. (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Hasad yang diperbolehkan
Meskipun hasad itu tidak baik, namun ada yang diperbolehkan loh. Hasad yang dibolehkan disebut ghibtah, yakni iri dengan amal kebaikan yang diperbuat orang lain sehingga mengakibatkan seseorang melakukan kebaikan yang sama, misalnya dalam bersedekah dan menghafal Al Quran. Hal itu, sebagaimana dalam sebuah hadits yang artinya :
“Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal, yaitu (hasad kepada) orang-orang yang diberi kemampuan (membaca) al-Quran oleh Allah, lalu dia menegakkan (melaksanakan membaca) al-Quran baik diwaktu siang ataupun malam dan (hasad kepada) orang-orang yang diberi harta oleh Allah lalu dia infakkan baik diwaktu malam ataupun diwaktu siang“. (HR Muslim).
Wallahu a’lam bish-shawab. Semoga artikel tentang jauhi iri dan dengki! Diatas dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.
Loading...
This is dummy text. It is not meant to be read. Accordingly, it is difficult to figure out when to end it. But then, this is dummy text. It is not meant to be read. Period.