Di pagi yang amat cerah, sebuah roda pedati berputar menyusuri jalan di tengah hutan. Dia terus berputar sekencang-kencangnya demi bisa sampai ke tempat tujuan. Roda pedati tak peduli sapaan embun pagi yang sejuk, rerumputan yang menghijau, semut dan serangga yang bersautan menyapanya. Dan dia juga mengabaikan hangatnya mentari pagi yang menghangatkan tubuhnya.
Di tengah perjalanan, dia merasa bosan, “duh, mengapa perjalanan ini begitu membosankan ya?"keluhnya.
Meski demikian, dia terus melaju dan melaju tanpa peduli jalanan bergelombang ataupun berbatu. Dia tak sedikitpun mengurangi kecepatan lajunya. Yang dia pikirkan hanyalah secepatnya harus sampai ke tempat tujuan.
Tiba-tiba, dia merasakan ada yang aneh,”kenapa kok tubuhku jadi tidak nyaman begini?”ujarnya dalam hati.
Rodapun berhenti. Setelah diperiksa, ternyata ada salah satu jarinya yang lepas,”Oh tidak, kalau dibiarkan begini, maka jari-jariku yang lain akan ikut terlepas dan aku tidak bisa berjalan lancar,”pekiknya sedih.
Kemudian, dia memutuskan berbalik arah menuju jalan setapak yang dilaluinya tadi. Roda sadar bahwa ini akibat dia terlalu terburu-buru ingin sampai ke tujuan sehingga tidak menyadari bagian tubuhnya ada yang terlepas dan hilang.
Perlahan, dia mengamati dan memperhatikan satu persatu benda yang dilaluinya dengan harapan bisa menemukan kembali jarinya yang hilang. Ada yang lain dibandingkan perjalanan ketika ia berangkat tadi pagi. Jika tadi semua tampak acuh dan membosankan, kini sebaliknya Roda merasa apa yang dilaluinya teramat indah dan menyenangkan.
Ditemuinya rumput ilalang yang tersenyum ramah padanya dan dengan ramah menjawab pertanyaan Roda.
“Maafkan kami Roda, dari tadi kami tidak melihat ada jari disini,”jawabnya ramah.
Ditemuinya aneka bunga yang indah dan berwarna-warni yang tak henti menyambutnya dengan aroma harum dan gemulai tubuhnya yang diterpa angin. Roda sangat terharu mendengar betapa sopannya jawaban sang bunga atas pertanyaannya. Roda menyesal sudah terburu-buru dan mengabaikan hal-hal indah yang dilaluinya.
Terakhir kalinya, roda menemui semut dan serangga kecil yang ternyata begitu ramah dan peduli padanya hingga rela ikut mencari jarinya yang hilang,”bolehkah kami ikut membantumu?”tawar mereka dan Rodapun mengangguk.
“Oh, ternyata aku sudah melewatkan keindahan ini,”bisiknya dalam hati.
Roda terheran, begitu banyak hal indah yang dia temui ketika mencari jarinya yang hilang, “kenapa tadi aku tidak melihat keindahan ini?”tanyanya dalam hati.
Roda baru sadar, terlewatnya keindahan tersebut akibat dia terlalu terburu-buru ingin segera sampai ke tujuan. Menyadari kesalahannya, Rodapun tersenyum seraya melanjutkan pencariannya.
Tak lama kemudian, roda tersenyum manakala serangga dan semut berhasil menemukan lokasi hilangnya jarinya. Roda bahagia melihat jarinya yang hilang tengah bertengger indah ditengah rumput menghijau yang menyambutnya dengan ramah.
“Haii Roda, aku sudah berteriak memanggilmu, tapi kau sepertinya tak peduli,”ujar rerumputan ramah.
Roda tersipu malu,”maafkan aku ya, gara-gara ingin sampai ke tujuan, aku sampai mengabaikan keberadaan kalian semua,”ujarnya penuh penyesalan.
Setelah memasang jarinya yang terlepas, Rodapun merasa tubuhnya nyaman kembali. Dia berjanji akan berhati-hati dalam melangkah dan tidak akan ngebut lagi,”Aku tidak mau lagi melewatkan keindahan yang ada disekelilingku,”ujarnya.
Rodapun berhenti. Setelah diperiksa, ternyata ada salah satu jarinya yang lepas,”Oh tidak, kalau dibiarkan begini, maka jari-jariku yang lain akan ikut terlepas dan aku tidak bisa berjalan lancar,”pekiknya sedih.
Kemudian, dia memutuskan berbalik arah menuju jalan setapak yang dilaluinya tadi. Roda sadar bahwa ini akibat dia terlalu terburu-buru ingin sampai ke tujuan sehingga tidak menyadari bagian tubuhnya ada yang terlepas dan hilang.
Perlahan, dia mengamati dan memperhatikan satu persatu benda yang dilaluinya dengan harapan bisa menemukan kembali jarinya yang hilang. Ada yang lain dibandingkan perjalanan ketika ia berangkat tadi pagi. Jika tadi semua tampak acuh dan membosankan, kini sebaliknya Roda merasa apa yang dilaluinya teramat indah dan menyenangkan.
Ditemuinya rumput ilalang yang tersenyum ramah padanya dan dengan ramah menjawab pertanyaan Roda.
“Maafkan kami Roda, dari tadi kami tidak melihat ada jari disini,”jawabnya ramah.
Ditemuinya aneka bunga yang indah dan berwarna-warni yang tak henti menyambutnya dengan aroma harum dan gemulai tubuhnya yang diterpa angin. Roda sangat terharu mendengar betapa sopannya jawaban sang bunga atas pertanyaannya. Roda menyesal sudah terburu-buru dan mengabaikan hal-hal indah yang dilaluinya.
Terakhir kalinya, roda menemui semut dan serangga kecil yang ternyata begitu ramah dan peduli padanya hingga rela ikut mencari jarinya yang hilang,”bolehkah kami ikut membantumu?”tawar mereka dan Rodapun mengangguk.
“Oh, ternyata aku sudah melewatkan keindahan ini,”bisiknya dalam hati.
Roda terheran, begitu banyak hal indah yang dia temui ketika mencari jarinya yang hilang, “kenapa tadi aku tidak melihat keindahan ini?”tanyanya dalam hati.
Roda baru sadar, terlewatnya keindahan tersebut akibat dia terlalu terburu-buru ingin segera sampai ke tujuan. Menyadari kesalahannya, Rodapun tersenyum seraya melanjutkan pencariannya.
Tak lama kemudian, roda tersenyum manakala serangga dan semut berhasil menemukan lokasi hilangnya jarinya. Roda bahagia melihat jarinya yang hilang tengah bertengger indah ditengah rumput menghijau yang menyambutnya dengan ramah.
“Haii Roda, aku sudah berteriak memanggilmu, tapi kau sepertinya tak peduli,”ujar rerumputan ramah.
Roda tersipu malu,”maafkan aku ya, gara-gara ingin sampai ke tujuan, aku sampai mengabaikan keberadaan kalian semua,”ujarnya penuh penyesalan.
Setelah memasang jarinya yang terlepas, Rodapun merasa tubuhnya nyaman kembali. Dia berjanji akan berhati-hati dalam melangkah dan tidak akan ngebut lagi,”Aku tidak mau lagi melewatkan keindahan yang ada disekelilingku,”ujarnya.
Pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Roda diatas adalah :
Dalam hidup ini, kita sering berjalan terlalu kencang layaknya roda diatas sehingga kebosanan dan kejenuhan seringkali melanda. Kencangnya perjalanan yang kita tempuh membuat kita lupa bahwa ada banyak hal indah yang terlewatkan. Padahal kalau kita mau lebih tenang dalam menempuh perjalanan, ada banyak hal kecil yang justru indah dan menyenangkan.
Kadang hati kita dipenuhi target-target hidup yang amat banyak dan menyesakkan, sehinga hidup yang selayaknya indah menjadi berat dan tidak menyenangkan. Kembali tetapkan langkah, nikmati proses perjalanan Anda dengan penuh ketenangan. Niscaya tak akan ada lagi hal indah yang terlewatkan dan perjalanan yang Anda tempuh akan lebih menyenangkan.
Kadang hati kita dipenuhi target-target hidup yang amat banyak dan menyesakkan, sehinga hidup yang selayaknya indah menjadi berat dan tidak menyenangkan. Kembali tetapkan langkah, nikmati proses perjalanan Anda dengan penuh ketenangan. Niscaya tak akan ada lagi hal indah yang terlewatkan dan perjalanan yang Anda tempuh akan lebih menyenangkan.
Loading...