Memilih Calon Suami/Istri Sesuai Sunnah Rasulullah

Menikah dan membina keluarga merupakan salah satu tujuan hidup yang ingin dicapai semua orang. Tak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa pernikahan merupakan moment sakral yang seharusnya hanya sekali seumur hidupnya. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh main-main atau bercanda dalam menentukan siapakah yang kelak akan menjadi calon pendamping hidupnya.
Islam, agama mulia yang sangat memperhatikan kebutuhan ummatnya, terutama masalah memilih pasangan hidup. Berhati-hati dan teliti harus menjadi pertimbangan utama sebelum menentukan siapa calon pendamping hidup, karena pernikahan bukan untuk mengikat dua orang selama sehari, sebulan atau setahun saja, tapi seumur hidupnya. In sya Allah.
Sayangnya, saat ini banyak umat muslim mengabaikan syariat islam dan memilih cara modern dalam menentukan calon pendamping hidupnya, misalnya : pacaran. Sebagian yang lain memilih calon pendampingnya hanya dilihat dari fisik, kasta, jabatan, dan lain sebagainya. Nah, agar tidak terjerumus pada calon pendamping yang salah, simak cara memilih calon suami/istri yang sesuai sunnah Rasulullah berikut ini :

Sosok yang mentaati Allah dan juga Rasulnya

Syarat pendamping terbaik yang pertama tentunya harus taat pada Allah dan juga Rasulnya. Kalau taat sudah ada dalam diri calon pendamping Anda, in sya Allah tujuan menikah akan terealisasi dengan mudah.
Allah Ta’ala berfirman,
 “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertaqwa.” (QS. Al Hujurat: 13)
Suami istri yang bertaqwa tentunya akan melaksanakan perintah_Nya dan menjauhkan diri dari apa yang menjadi larangan_Nya. Tak mengherankan jika Rasulullah sangat menganjurkan seseorang memilih pendamping hidup yang baik agamanya
Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)

Sekufu’(Al Kafa’ah)

Sekufu’yang dimaksudkan disini adalah seimbang/sebanding dalam beberapa hal, misalnya agama, nasab, kedudukan, rumah, dan lain sebagainya. Bisa juga diartikan setara dalam agama dan status social.
Firman Allah Ta’ala,
“Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula.” (QS. An Nur: 26)

Menyejukkan pandangan mata

Siapa sich yang tidak ingin memiliki pendamping hidup yang cantik/tampan? Pasti semua orang menginginkannya bukan! Memang benar, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya membolehkan kita menjadikan fisik sebagai salah satu pertimbangan memilih pasangan. Karena memang paras yang cantik/tampan juga menjadi salah satu factor penunjang keharmonisan keluarga.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan di antara tanda kekuasaan Allah ialah Ia menciptakan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenteram denganya.” (QS. Ar Ruum: 21)

Subur (Berasal dari keturunan yang subur)

Keturunan merupakan salah satu hikmah yang diperoleh dalam pernikahan. Dengan keturunan yang banyak, maka kita dapat menguatkan izzah kaum muslimin dan menjaga agama Islam. Oleh karena itu Rasulullah sangat menganjurkan untuk memilih calon istri yang subur.
Nikahilah wanita yang penyayang dan subur! Karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku.” (HR. An Nasa’I, Abu Dawud. Dihasankan oleh Al Albani dalam Misykatul Mashabih)

Calon suami harus mampu menafkahi keluarga

Salah satu kriteria khusus untuk calon suami adalah harus mampu dan mau menafkahi keluarga. Apakah itu berarti kita harus memilih calon suami yang mapan dan kaya? Sesungguhnya rejeki sudah diatur oleh Allah sehingga kita tidak perlu cemas  atau khawatir apabila calon suami bukanlah orang yang kaya atau mapan secara finansial.
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Utamakan memilih Gadis

Ternyata Rasulullah lebih menganjurkan para laki-laki untuk memilih yang gadis daripada wanita yang sudah pernah berkeluarga (maaf, janda). Ah… daripada bingung, mendingan kita lihat apa alasannya berikut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Menikahlah dengan gadis, sebab mulut mereka lebih jernih, rahimnya lebih cepat hamil, dan lebih rela pada pemberian yang sedikit.” (HR. Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al Albani)
Tapi tidak mengapa jika para lelaki memilih perempuan yang sudah pernah menikah (janda) dengan pertimbangan terdapat manfaat yang besar, misalnya : ingin mendapatkan pahala kebaikan dengan memelihara anak yatim, ingin menjaga kehormatan wanita, dan lain sebagainya.
Semoga informasi tentang Memilih Calon Suami/Istri Sesuai Sunnah Rasulullah diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.

Loading...
Previous
Next Post »