Beberapa pekan lalu, publik digemparkan dengan kematian Deudeuh Alfisahrin (26) yang sangat mengenaskan. Dedeuh meninggal dalam kondisi telanjang, leher terjerat kabel, dan mulut disumpal kaus kaki. Siapakah Dedeuh sehingga di akhir hayatnya, dia begitu terkenal dan banyak media yang menulis tentang dirinya? Menurut kabar yang banyak beredar, Dedeuh merupakan seorang pekerja s*ks komersial (PSK) yang menawarkan pelayanan bagi pria hidung belang dengan tarif sekitar Rp 350 ribu per jam. Dedeuh menjajakan jasanya melalui media sosial, twitter.
M. Prio, merupakan pelanggan sekaligus tersangka pelaku pemb*nuhan Dedeuh. Laki-laki yang sudah beristri dan memiliki anak ini memb*nuh Dedeuh karena tersinggung disebut “Bau Badan”. Tragis memang, tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Dedeuh harus rela kehilangan nyawa di usianya yang masih muda dalam kondisi mengenaskan. Sedangkan M. Prio harus rela mendekam di balik terali besi guna mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Apakah masalahnya dianggap selesai sampai disitu? Tidak, banyak hati yang terluka atas kejadian tersebut. Orang tua dan keluarga Dedeuh mungkin bisa ikhlas dengan kematian anaknya, namun apakah mereka bisa menutupi rasa malu ketika seluruh dunia tahu kalau anaknya bekerja sebagai seorang PSK? Bagaimana dengan istri M. Prio yang konon tengah mengandung dan bagaimana pula dengan anak serta keluarganya? Sungguh, saya tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan mereka.
Dari suatu peristiwa, pasti tersimpan pelajaran berharga didalamnya. Demikian juga dari peristiwa ini, simak beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kasus Dedeuh berikut ini :
Apakah masalahnya dianggap selesai sampai disitu? Tidak, banyak hati yang terluka atas kejadian tersebut. Orang tua dan keluarga Dedeuh mungkin bisa ikhlas dengan kematian anaknya, namun apakah mereka bisa menutupi rasa malu ketika seluruh dunia tahu kalau anaknya bekerja sebagai seorang PSK? Bagaimana dengan istri M. Prio yang konon tengah mengandung dan bagaimana pula dengan anak serta keluarganya? Sungguh, saya tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan mereka.
Dari suatu peristiwa, pasti tersimpan pelajaran berharga didalamnya. Demikian juga dari peristiwa ini, simak beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kasus Dedeuh berikut ini :
1. Jagalah mulutmu
Ada pepatah mengatakan, mulutmu harimaumu. Adapula yang mengatakan bahwa lidah lebih tajam dibandingkan pedang. Kenyataannya memang demikian, banyak hati yang terluka dan sakit hati akibat ucapan yang tidak terkontrol. Karena itu, adabaiknya jangan berlebihan mengatai/memberi sebutan pada orang lain, karena bisa jadi menimbulkan rasa sakit hati/dendam yang dapat mencelakakan diri sendiri.
Sesungguhnya, menjaga lisan adalah wajib dalam islam, bahkan Allah menjanjikan surge. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mampu menjamin untukku apa yang ada di antara kedua rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan) aku akan menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari)
Sesungguhnya, menjaga lisan adalah wajib dalam islam, bahkan Allah menjanjikan surge. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mampu menjamin untukku apa yang ada di antara kedua rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan) aku akan menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari)
2. Carilah Pekerjaan yang halal
“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak peduli apa yang dia ambil, apakah dari hasil yang halal atau yang haram.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan An-Nasa’i dari hadits Abu Hurairah z, Shahih At-Targhib no. 1722)
Sulitnya mendapatkan pekerjaan membuat sebagian orang putus asa dan melontarkan kata-kata yang diantaranya : “Yang haram saja susah apalagi yang halal’, “jaman sekarang ini yang penting kenyang, ngapain mikir halal dan haram”. Sungguh, itu merupakan kata-kata orang yang tidak beriman, karena kenyataannya mencari yang halal justru lebih mudah daripada yang haram.
Namun kenyataanya, saat ini banyak orang yang tak peduli lagi mana yang halal dan haram. Padahal suapan yang haram dapat menyebabkan seseorang terhalang dari pintu surga. Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq z, dari Nabi n, beliau bersabda:
“Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makan dengan yang haram.” (Shahih Lighairihi, HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi, dan sebagian sanadnya hasan. Shahih At-Targhib 2/150 no. 1730)
Sulitnya mendapatkan pekerjaan membuat sebagian orang putus asa dan melontarkan kata-kata yang diantaranya : “Yang haram saja susah apalagi yang halal’, “jaman sekarang ini yang penting kenyang, ngapain mikir halal dan haram”. Sungguh, itu merupakan kata-kata orang yang tidak beriman, karena kenyataannya mencari yang halal justru lebih mudah daripada yang haram.
Namun kenyataanya, saat ini banyak orang yang tak peduli lagi mana yang halal dan haram. Padahal suapan yang haram dapat menyebabkan seseorang terhalang dari pintu surga. Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq z, dari Nabi n, beliau bersabda:
“Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makan dengan yang haram.” (Shahih Lighairihi, HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi, dan sebagian sanadnya hasan. Shahih At-Targhib 2/150 no. 1730)
3. Bersyukurlah dengan apa yang kau miliki
Seandainya M. Prio mau bersyukur dengan apa yang sudah dihalalkan untuknya, mungkin kejadian ini tidak akan pernah ada. Memang sich, ada pepatah yang mengatakan “rumput tetangga memang lebih hijau” namun hal itu bukan berarti menghalalkan kita menginginkan atau mengambil apa yang bukan haknya khan? Jika rumput tetangga bisa lebih hijau? Ini jawaban Rasulullah…
“Wanita itu aurat, maka bila ia keluar rumah, setan terus memandanginya (untuk menghias-hiasinya dalam pandangan lelaki sehingga terjadilah fitnah).” (Dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi, Al-Misykat no. 3109, dan Al-Irwa’ no. 273. Dishahihkan pula oleh Al-Imam Muqbil ibnu Hadi Al-Wadi’i t dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36)
“Wanita itu aurat, maka bila ia keluar rumah, setan terus memandanginya (untuk menghias-hiasinya dalam pandangan lelaki sehingga terjadilah fitnah).” (Dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi, Al-Misykat no. 3109, dan Al-Irwa’ no. 273. Dishahihkan pula oleh Al-Imam Muqbil ibnu Hadi Al-Wadi’i t dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36)
4. Pilihlah yang halal bagimu
Jika ada yang halal, kenapa harus milih yang haram? Jika M. Prio mau berpikir demikian, mungkin kejadian tersebut tak akan pernah terjadi. Memang sich, setan tak akan pernah puas dan rela melihat pasangan suami istri bahagia, karena itu banyak cara yang dilakukan agar pasangan suami istri terjebak pada perbuatan yang diharamkan Allah SWT.
Bagaimana cara menghindari godaan setan melalui wanita lain yang menarik hati atau memancing s*ahwat? Ikuti petunjuk Rasulullah berikut :
“Jika engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita itu.” (HR. Tirmidzi)
Bagaimana cara menghindari godaan setan melalui wanita lain yang menarik hati atau memancing s*ahwat? Ikuti petunjuk Rasulullah berikut :
“Jika engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita itu.” (HR. Tirmidzi)
5. Jagalah keluargamu dari panasnya api neraka
Surga dan neraka memang hak prerogative Allah SWT. Tidak ada satupun manusia yang tahu, akan singgah dimana kelak di akhir hidupnya. Namun melalui Allah sangat menekankan kepada para orang tua sebagaimana dalam firmanNya berikut :Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Qs. At-Tahrim/66:6)
Ayah adalah pemimpin, ibu juga pemimpin, karena itu mereka harus tahu bagaimana dan apa yang dilakukan oleh anak-anaknya, karena kelak mereka akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
“Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.” (Muttafaqun A’laihi)
Semoga sedikit pelajaran diatas dapat bermanfaat buat kita semua dan membuat kita menjadi lebih baik dan bijak lagi dalam memandang kehidupan.
Loading...