Cinta Putih Zahraa - Apa yang terlintas dalam benak Anda ketika mendengar istilah "menikah tanpa pacaran"? Bagi yang tidak memahami caranya, pastilah mereka akan meragukannya. Bagaimana bisa cinta, kalau kita tidak pernah bertemu sebelumnya? Dan bagaimana bisa saling memahami, kalau tidak saling mengenali satu sama lainnya? Apakah tidak rentan perceraian, secara sudah banyak pasangan yang saling mengenal dan malah pacaran dalam waktu lama, justru pada akhirnya harus menerima kenyataan pernikahannya kandas di tengah jalan.
Sebenarnya, esensi sebuah pernikahan bisa langgeng atau tidak bukan tergantung pada waktu perkenalan, akan tetapi lebih pada kualitas perkenalan. Bisa kita lihat, betapa banyak kisah orang tua terdahulu yang tidak pacaran (kebanyakan dijodohkan orang tuanya), tapi justru langgeng pernikahannya. Nah, agar Anda tidak salah memilih calon suami atau istri, pastikan pahami lebih dulu tiga poin besar yang dijelaskan dalam hukum fiqih kita tentang bagaimana cara mengenal calon suami/istri tanpa harus pacaran, berikut ini :
1. Melihat sesuatu yang menarik dari calon pasangan.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan melihat sesuatu yang menarik dari calon pasangan. Dan yang menjadi tolak ukurnya hanya pada wajah dan telapak tangannya. Saat nadzhor (pertemuan untuk melihat calon suami/istri kita secara fisik), kita bisa melihat wajah dan telapak tangan (punggung tangan). Tahukah Anda, jika hukum agama menjelaskan jika wajah memberikan simbol dari kepala sampai ke perutnya. Sementara itu, telapak tangan memberikan simbol dari kemaluan hingga ke kakinya. Jadi cukup dari situ saja, tidak perlu harus menampakkan aurat untuk mengenali calon suami atau istri kita.
2. Mengenali keluarganya.
Langkah kedua adalah mengenali keluarganya. Hal ini sangatlah penting dalam menentukan calon suami/istri kita dan sangat memudahkan kita mengenali calon istri atau suami. Ingat! Keluarga ayahnya akan mewariskan fisik kepada anak keturunan kita nantinya. Sementara keluarga ibu akan menurunkan karakter anaknya. Jadi, kalau Anda ingin memahami sifat dan karakter calon istri/suami, Anda bisa mengenali keluarga ibunya.
Tapi apakah jaminan jika anak dari keluarga baik-baik, lantas dia merupakan calon suami/istri yang baik? Tidak juga, karena bisa jadi seseorang tersebut terpengaruh dengan point yang ketiga, yakni lingkungan. Jadi, sebisa mungkin ketiga point haruslah saling berhubungan.
Tapi apakah jaminan jika anak dari keluarga baik-baik, lantas dia merupakan calon suami/istri yang baik? Tidak juga, karena bisa jadi seseorang tersebut terpengaruh dengan point yang ketiga, yakni lingkungan. Jadi, sebisa mungkin ketiga point haruslah saling berhubungan.
3. Mengenali lingkungannya
Ketiga yang harus dilakukan adalah dengan mengenali lingkungannya. Anda bisa menanyakan apa yang menjadi kebiasaan calon istri/suami, temannya, tempat kerjanya dimana, dibidang apa, atau apa saja yang ingin Anda ketahui. Karena harus mengenali lingkungannya? Karena dengan begitu, kita akan bisa mengenali karakternya. Ingat! Rasulullah Saw menyebutkan dalam sebuah hadits, yang artinya :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Ketiga hal yang disebutkan diatas harus dipahami dengan benar, karena sudah bisa menjadi tolak ukur dalam memilih pasangan yang tepat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Ketiga hal yang disebutkan diatas harus dipahami dengan benar, karena sudah bisa menjadi tolak ukur dalam memilih pasangan yang tepat.
Khusus Bagi wanita dan walinya, Ini Pesan Rasulullah Saw
Nabi Muhammad Shalalllahu Alaihi Wasallam memberikan kata kunci yang luar biasa kepada kita semua tentang memilih pasangan, khusus bagi wanita dan juga walinya yang menentukan pernikahan, yakni :
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. At-Tirmidzi no. 1084, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa’ no. 1868, Ash-Shahihah no. 1022)
Semoga informasi yang berjudul Begini Cara Mengenal Calon Suami/Istri Tanpa Pacaran diatas dapat bermanfaat bagi kita semua dan pastinya menghindarkan anak dan keturunan kita dari perbuatan zina yang dilaknat Allah SWT.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. At-Tirmidzi no. 1084, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa’ no. 1868, Ash-Shahihah no. 1022)
Semoga informasi yang berjudul Begini Cara Mengenal Calon Suami/Istri Tanpa Pacaran diatas dapat bermanfaat bagi kita semua dan pastinya menghindarkan anak dan keturunan kita dari perbuatan zina yang dilaknat Allah SWT.
Loading...
This is dummy text. It is not meant to be read. Accordingly, it is difficult to figure out when to end it. But then, this is dummy text. It is not meant to be read. Period.