Keuntungan Menikah Muda - Jika ada yang bertanya, pada usia berapakah Anda menikah? Maka, pasti akan ada jawaban yang beragam, karena tingkat kesiapan seseorang untuk menikah tidak bisa ditentukan dari usianya. Ada yang usianya sudah matang, tapi masih belum siap menikah, adapula yang usianya masih sangat muda tapi justru sudah siap memikul tanggung jawab sebagai seorang suami. Sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammad Alvin Faiz, putra dari Ustad Arifin Ilham yang memutuskan menikah disaat usianya masih 17 tahun. Kabar membahagiakan ini sudah pasti menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, apalagi seperti yang kita tahu, apa yang kebanyakan dilakukan oleh para remaja di usia 17 tahun saat ini. Tapi apapun itu, pastilah ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari keputusan menikah muda.
Betapa untungnya menikah muda |
Hem, berbicara tentang keuntungan, menikah muda dapat memberikan keuntungan yang luar biasa di dunia dan akhirat loh, apa sajakah itu? Simak informasinya berikut ini :
Mendatangkan ketenangan
Menikah akan membuat seseorang merasakan ketenangan dalam menjalani hidupnya.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum:21).
Allah Ta’ala berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum:21).
Menyempurnakan Separuh Agama
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)
Menikah memiliki keutamaan yang sangat besar, yakni menyempurnakan separuh agama. Para ulama menyebutkan jika umumnya yang merusak agama seseorang adalah kemaluan dan perutnya, karena kemaluan mengantarkan pada zina sementara perut mengantarkan pada keserakahan.
Menikah memiliki keutamaan yang sangat besar, yakni menyempurnakan separuh agama. Para ulama menyebutkan jika umumnya yang merusak agama seseorang adalah kemaluan dan perutnya, karena kemaluan mengantarkan pada zina sementara perut mengantarkan pada keserakahan.
Akan dicukupkan rejekinya
Mapan secara financial, termasuk salah satu syarat mulusnya ijin menikah dari kebanyakan orang tua jaman sekarang. Kebanyakan orang tua merasa was-was dan takut jika anaknya kekurangan ekonomi. Padahal, Allah sudah menjanjikan akan mencukupkan rejeki pada hambaNya.
Allah SWT berfirman,
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32).
Allah SWT berfirman,
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32).
Memelihara pandangan dan kemaluan
Jaman sekarang ini, kita bisa dengan mudah menyaksikan wanita yang mengenakan pakaian terbuka auratnya. Bukan hal mudah untuk menahan pandangan dan hal ini snagat berbahaya bagi para bujangan yang mungkin sudah mengenal lawan jenisnya. Dibandingkan pacaran, menikah akan membantu memelihara pandangan dan juga kemaluan.
“Wahai pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu maka hendaknya menikah, karena ia lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab ia dapat mengekangnya.” (HR. Bukhari)
“Wahai pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu maka hendaknya menikah, karena ia lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab ia dapat mengekangnya.” (HR. Bukhari)
Menjalankan sunnah para Rasul
Mencontoh atau meneladani apa yang dilakukan Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam akan membuat kita mendapatkan pahala sunnah. Nah, jika Rasulullah kita saja menikah, apakah kita tidak tergerak untuk mencontoh Beliau?
Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.” (QS. Ar Ra’du: 38).
Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.” (QS. Ar Ra’du: 38).
Bagi orang tua, menikahkan anaknya yang sudah siap dapat menghindarkan dari dosa
Menikahkan anak yang sudah siap menikah, meski usianya masih terbilang muda harus dilakukan oleh para orang tua. Tidak perlu dibenturkan dengan masalah ekonomi maupun pendidikan, karena jika anak melakukan dosa karena larangan menikah (misalnya : pacaran, zina, dan lain-lain), maka orang tua ikut menanggung dosanya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bersabda :
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bersabda :
"Kalian semua adalah pemimpin, dan kalian akan ditanya tentang kepemimpinan kalian. Pemimpin di antara manusia dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dalam rumah tangga serta anak-anak suaminya dan dia akan ditanya tentang mereka. Budak adalah pemimpin bagi harta tuannya dan dia akan ditanya tentangnya. Ketahuilah bahwa kalian adalah pemimpin dan kalian akan ditanya tentang tentang kepemimpinannya" (HR Bukhari no.2554 dan Muslim no.1829)
Menikah mendatangkan pahala yang melimpah
Menikah merupakan sumber pahala yang melimpah, karena didalamnya terdapat keberkahan Allah SWT. Semua yang dilakukan suami maupun istri dalam mengarungi rumah tangga, selama itu sesuai syariat, maka akan bernilai pahala. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk disegerakan. Menunda pernikahan karena sebab yang tidak syarà sama saja dengan perbuatan jahil. Semakin ditunda, semakin merugilah Anda karena sudah menyia-nyiakan banyak pahala dari Allah SWT.
Menikah muda mungkin banyak risikonya, tapi bukan berarti menikah di usia matang pasti aman dan jauh dari ujian. Oleh karena itu, tidak perlu mencari-cari kelemahan ataupun celah untuk menyalahkan apalagi menjatuhkan pilihan seseorang. Semoga bermanfaat!
Loading...