“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, umat ini tidak akan punah, sampai ada laki-laki mendatangi perempuan, lalu menyetubuhinya di jalan. Lantas orang yang terbaik pada saat itu adalah yang mengatakan: ‘Alangkah baiknya jika kamu bersembunyi di balik tembok ini.” (HR Abu Ya’la)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6 ).
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata tak selalu menimbulkan efek positif bagi penggunanya. Kenyataan tersebut bisa disaksikan dengan jelas pada moral generasi muda jaman sekarang yang bisa dikatakan mengalami kerusakan fisik dan mentalnya. Bagaimana tidak? Saat ini bisa kita lihat fenomena kehidupan anak-anak remaja yang sudah diluar kewajaran, seperti : se**s bebas, geng motor, tawuran, korupsi, kerusakan akhlak, penyimpangan dari batas-batas agama, dan berbagai kerusakan lainnya. Siapakah yang patut dipersalahkan dalam hal ini?
Mungkin tak ada satupun teori yang tepat untuk menemukan secara pasti sebab musabab rusaknya mental dan fisik para remaja zaman sekarang. Namun satu hal yang pasti, rusaknya generasi muda jaman sekarang tak bisa dilepaskan dari Kemajuan teknologi dan penerapan metode pendidikan yang mulai menjauh dari Islam. Lihatlah betapa Gempuran Media yang tak henti-hentinya meracuni pikiran generasi kita dengan tayangan yang tidak mendidik atau bahkan merusak moral anak-anak secara terang-terangan, gadget tercanggih yang memudahkan anak-anak kita memasuki gerbang kebebasan, dan metode pendidikan terbaru dan termodern yang justru menjauhkan generasi kita dari nilai-nilai keislaman. Kenyataan tersebut tentulah sangat menampar muka kita sebagai seorang muslim yang memiliki kewajiban amar ma'ruf nahi munkar. Apa saja yang sudah kita lakukan, saudaraku?
Anak adalah rahmat dari Allah SWT kepada para orang tua yang harus disyukuri, dididik dan dibina agar menjadi generasi terbaik, berakhlak terpuji dan berkepribadian kuat. Setiap muslim yang beriman tentunya sangat mendambakan generasi masa depan adalah generasi rabbani, karena mereka sadar jika label “rabbani” sendiri merupakan gambaran dari generasi emas umat islam. Generasi rabbani sendiri memiliki pengertian sebagai generasi yang mempunyai sifat yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Untuk mendapatkan generasi idaman tersebut, para pendidik, terutama orang tua harus memperhatikan pendidikan anak yang terbaik, yakni harus sesuai dengan ajaran-ajaran islam. Kenapa harus orang tua? Karena anak terlahir ke dunia dalam keadaan suci dan tidak mengetahui apapun, jadi orang tua dan lingkunganlah yang bisa mewarnai kehidupan anak.
PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam hal pendidikan, karena keluarga merupakan tempat pertama bagi pertumbuhan anak, dimana anak mendapatkan pengaruh dari semua anggota keluarga pada masa terpenting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yakni pada tahun-tahun pertama dalam kehidupanya. Kenapa dikatakan sangat penting dan kritis? Karena apa yang ditanamkan dalam diri anak pada masa tersebut akan sangat membekas dan tidak mudah hilang dalam ingatan. Karena keluarga merupakan pondasi bangunan bagi masyarakat, maka sudah selayaknya keluarga keluarga memiliki peranan terbesar dalam pendidikan anak.
Menyadari pentingnya peranan keluarga dalam membangun karakter anak, maka tak heran jika musuh-musuh Islam berusaha mengacaukan atau menghancurkannya. Tujuannya tentu agar generasi islam semakin menjauhi ajaran Allah dan melanggar apa yang menjadi larangan_Nya. Beberapa sarana yang dipergunakan untuk menghancurkan, antara lain :
Perhatian terhadap Anak Sebelum Kehamilan
Untuk menciptakan generasi Rabbani dimulai dari sebelum kelahiran anak, yakni dengan cara memilih istri yang shalehah, sebagaimana nasehat Rasulullah kepada umatnya sebelum berkeluarga, berikut :
Rasulullah saw bersabda : ”Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi” (HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Nasihat tersebut tentunya juga berlaku pada para muslimah, yakni agar memilih suami yang beragama dan berakhlak mulia. Setelah menikah, tentunya pasangan suami istri harus tetap memberikan perhatian pada calon anak sebelum dilahirkan, misalnya dengan mengikuti tuntunan Rasulullah, berikut :
“Jika seseorang diantara kamu hendak meng*auli isterinya, membaca doa : Bismillaahi, allahumma jannibnasy syaythaana wa jannibisy syaythaana maa razaqtanaa.
Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah; jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari rezki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami. (HR. Bukhari)
Hal tersebut dimaksudkan jika pasangan suami istri ditakdirkan memiliki anak, maka niscaya setan tidak akan bisa mencelakakannya (bayi).
Perhatian Terhadap Anak Saat dalam Kandungan
Kehamilan merupakan masa yang sangat dinantikan oleh pasangan suami istri, karenanya tak mengherankan jika terdapat banyak perlakuan istimewa terhadapnya (kehamilan). Bahkan Allah sendiri memberikan keistimewaan kepada wanita hamil, sebagaimana hadits Rasulullah berikut :
“Sesungguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil” (Hadits riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa’i)
bersambung.................
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6 ).
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata tak selalu menimbulkan efek positif bagi penggunanya. Kenyataan tersebut bisa disaksikan dengan jelas pada moral generasi muda jaman sekarang yang bisa dikatakan mengalami kerusakan fisik dan mentalnya. Bagaimana tidak? Saat ini bisa kita lihat fenomena kehidupan anak-anak remaja yang sudah diluar kewajaran, seperti : se**s bebas, geng motor, tawuran, korupsi, kerusakan akhlak, penyimpangan dari batas-batas agama, dan berbagai kerusakan lainnya. Siapakah yang patut dipersalahkan dalam hal ini?
Mungkin tak ada satupun teori yang tepat untuk menemukan secara pasti sebab musabab rusaknya mental dan fisik para remaja zaman sekarang. Namun satu hal yang pasti, rusaknya generasi muda jaman sekarang tak bisa dilepaskan dari Kemajuan teknologi dan penerapan metode pendidikan yang mulai menjauh dari Islam. Lihatlah betapa Gempuran Media yang tak henti-hentinya meracuni pikiran generasi kita dengan tayangan yang tidak mendidik atau bahkan merusak moral anak-anak secara terang-terangan, gadget tercanggih yang memudahkan anak-anak kita memasuki gerbang kebebasan, dan metode pendidikan terbaru dan termodern yang justru menjauhkan generasi kita dari nilai-nilai keislaman. Kenyataan tersebut tentulah sangat menampar muka kita sebagai seorang muslim yang memiliki kewajiban amar ma'ruf nahi munkar. Apa saja yang sudah kita lakukan, saudaraku?
Anak adalah rahmat dari Allah SWT kepada para orang tua yang harus disyukuri, dididik dan dibina agar menjadi generasi terbaik, berakhlak terpuji dan berkepribadian kuat. Setiap muslim yang beriman tentunya sangat mendambakan generasi masa depan adalah generasi rabbani, karena mereka sadar jika label “rabbani” sendiri merupakan gambaran dari generasi emas umat islam. Generasi rabbani sendiri memiliki pengertian sebagai generasi yang mempunyai sifat yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Untuk mendapatkan generasi idaman tersebut, para pendidik, terutama orang tua harus memperhatikan pendidikan anak yang terbaik, yakni harus sesuai dengan ajaran-ajaran islam. Kenapa harus orang tua? Karena anak terlahir ke dunia dalam keadaan suci dan tidak mengetahui apapun, jadi orang tua dan lingkunganlah yang bisa mewarnai kehidupan anak.
PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam hal pendidikan, karena keluarga merupakan tempat pertama bagi pertumbuhan anak, dimana anak mendapatkan pengaruh dari semua anggota keluarga pada masa terpenting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yakni pada tahun-tahun pertama dalam kehidupanya. Kenapa dikatakan sangat penting dan kritis? Karena apa yang ditanamkan dalam diri anak pada masa tersebut akan sangat membekas dan tidak mudah hilang dalam ingatan. Karena keluarga merupakan pondasi bangunan bagi masyarakat, maka sudah selayaknya keluarga keluarga memiliki peranan terbesar dalam pendidikan anak.
Menyadari pentingnya peranan keluarga dalam membangun karakter anak, maka tak heran jika musuh-musuh Islam berusaha mengacaukan atau menghancurkannya. Tujuannya tentu agar generasi islam semakin menjauhi ajaran Allah dan melanggar apa yang menjadi larangan_Nya. Beberapa sarana yang dipergunakan untuk menghancurkan, antara lain :
- Merusak muslimah dengan menyebarkan propaganda agar meninggalkan tugas utamanya sebagai penjaga keluarga dan madrasah pertama bagi anak-anaknya.
- Merusak generasi muda agar mudah diarahkan sesuai kehendak mereka.
- Menyebarkan kerusakan kepada masyarakat luas
Perhatian terhadap Anak Sebelum Kehamilan
Untuk menciptakan generasi Rabbani dimulai dari sebelum kelahiran anak, yakni dengan cara memilih istri yang shalehah, sebagaimana nasehat Rasulullah kepada umatnya sebelum berkeluarga, berikut :
Rasulullah saw bersabda : ”Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi” (HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Nasihat tersebut tentunya juga berlaku pada para muslimah, yakni agar memilih suami yang beragama dan berakhlak mulia. Setelah menikah, tentunya pasangan suami istri harus tetap memberikan perhatian pada calon anak sebelum dilahirkan, misalnya dengan mengikuti tuntunan Rasulullah, berikut :
“Jika seseorang diantara kamu hendak meng*auli isterinya, membaca doa : Bismillaahi, allahumma jannibnasy syaythaana wa jannibisy syaythaana maa razaqtanaa.
Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah; jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari rezki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami. (HR. Bukhari)
Hal tersebut dimaksudkan jika pasangan suami istri ditakdirkan memiliki anak, maka niscaya setan tidak akan bisa mencelakakannya (bayi).
Perhatian Terhadap Anak Saat dalam Kandungan
Kehamilan merupakan masa yang sangat dinantikan oleh pasangan suami istri, karenanya tak mengherankan jika terdapat banyak perlakuan istimewa terhadapnya (kehamilan). Bahkan Allah sendiri memberikan keistimewaan kepada wanita hamil, sebagaimana hadits Rasulullah berikut :
“Sesungguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil” (Hadits riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa’i)
bersambung.................
Loading...