Siapa sich yang tidak suka sama roti. Makanan satu ini tidak hanya cocok sebagai pengganjal perut, tapi juga cemilan dikala santai. Tahukah Anda, dibalik penampilan dan rasa roti yang menggugah selera itu, terdapat bahan-bahan yang bisa dikatakan tidak berarti, seperti : gula, terigu, mentega, susu, telur, dan beberapa bahan lainnya. (Berkaca dari kecantikan bunga matahari)
Meski begitu, ketika semua bahan dicampur menjadi satu dan diproses dengan penuh kesungguhan, maka akan menghasilkan kudapan yang luar biasa dan bernilai tinggi. Namun bukan hal mudah untuk berhasil menjadi roti yang sempurna, karena dibutuhkan tahap demi tahap yang cukup melelahkan. Tahap pertama yang harus ditempuh adalah diaduk, diputar, diuleni, hingga dibanting terus meneruhs. Namun anehnya, perlakuan tidak menyenangkan tersebut bukannya membuat adonan menjadi rusak. Sebaliknya justru semakin menyatu dan semakin lembut.
Kemudian tahap kedua adalah dibiarkan dan ditutup dengan kain agar mengembang. Setelah beberapa lama kemudian, perlakuan justru semakin menjadi. Adonan akan ditarik-tarik, digilas, dipotong lagi hingga terbentuk sesuai dengan identitasnya, misalnya : donat, roti tawar, bolu, roti kasur, dan lain sebagainya.
Puncak ujian yang wajib dihadapi roti adalah dioven atau digoreng. Tempaan panas yang luar biasa justru membuat roti semakin sempurna. Warna yang tadinya pucat, justru terlihat semakin menarik dan menggugah selera. Setelah matang sempurna, rotipun bisa dipercantik dengan aneka hiasan yang menarik.
Nah, dari ikhtiar sepotong roti diatas, tentunya kita dapat mengambil pelajaran berharga bahwa kualitas hidup setiap orang itu tergantung seberapa besar ujian yang menempanya. Hanya yang berhasil melalui semua proses menyakitkan itulah (diaduk, digiling, dimixer, dibanting, dipotong dan dioven), yang akan sukses menjadi sosok yang sempurna.
Mungkin beberapa tahapan diatas bisa saja dilewati begitu saja, namun tentu saja hasilnya tidak akan sesuai dengan harapan. Entah roti menjadi keras, mentah, atau bahkan tidak mengembang sempurna. Demikian dengan kehidupan kita, yang sudah selayaknya harus mampu menaklukkan setiap tantangan yang menghadang demi mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Jadi jika dalam hidup ini kita merasa dibanting, diputar atau diaduk oleh beragam ujian, maka bersabarlah karena saat itu kita tengah berproses menjadi lebih lembut dan kuat. Apabila Anda diabaikan dan dibiarkan setelah ujian berat tersebut, maka tenanglah karena bisa jadi Allah tengah melihat perubahan atau perkembangan hidup Anda.
Masih kurang puas dengan kondisi Anda, ujian berat kembali menerpa. Bersabarlah, karena proses dibanting, digilas dan dipotong-potong tersebutlah yang akhirnya mengantarkan Anda pada identitas baru yang membedakan dengan makhluk lain. Nah, ujian terakhir biasanya akan lebih menyakitkan, karena Anda harus merasakan tempaan panas yang luar biasa. Namun bersabarlah karena ujian inilah yang akan mengantarkan diri Anda pada kesempurnaan.
Ujian kesabaran senantiasa menjadikan Anda sebagai manusia baru yang lebih baik. Alangkah lebih menariknya jika penampilan Anda dihias dengan aneka pernik akhlak yang mulia, tutur kata yang lembut, dan kesopan santunan.
Loading...