Cinta Putih Zahra - Pernikahan adalah salah satu sarana ibadah yang bisa mendulang pahala besar. Bagi pasangan suami istri, terkadang mereka tidak sadar jika yang dilakukannya dalam kesehariannya bernilai pahala atau malah sebaliknya, bernilai dosa. Sebenarnya, jika dirunut sangat banyak sekali perbuatan suami-istri yang mendatangkan pahala dicontohkan oleh Rasulullah. Hal tersebut sebenarnya sederhana, tidak muluk-muluk namun menimbulkan ketenangan, kenyamanan, bahkan berguna bagi orang lain juga keluarga jika dilakukan dengan ikhlas.
Dan inilah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pasangan yang menikah yakni perbuatan suami istri yang mendatangkan pahala yakni:
1. Upayakan suami menjadi imam istri dan keluarga.
Memang pada dasarnya seorang suami ditakdirkan menjadi pemimpin dan imam baik dalam keluarga maupun masalah peribadatan. Makna filosofisnya begitu kental, jika suami bisa mengimami shalat istri dan anak-anak, maka ia diharapkan pula dalam memimpin keluarga akan sukses. Baik imam maupun makmum sama-sama mendulang pahala, jika menjalankan fungsinya dengan baik.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya, Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar (an-Nisa: 34).
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya, Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar (an-Nisa: 34).
2. Mendidik anak secara bersama-sama.
Tugas ini tidak hanya diserahkan sepenuhnya kepada istrinya. Mempunyai anak yang sholeh yang bisa mendoakan orangtuanya sampai akhir hayatnya, adalah suatu pahala yang mengalir tiada habisnya.
3. Saling berpandangan.
Tidak semua istri mau melakukan hal sepele ini karena merasa sudah resmi menjadi miliknya, hingga kesempatan bertatap muka, bertemu pandang jarang dilakukan. Mereka terkadang bicara tanpa melihat satu sama lain, padahal jika dirunut saling pandanag akan memberikan efek yang luarbiasa pada pasangan yang sudah menikah, apalagi usia pernikahannya sudah melaju lama.
Rasulullah SAW bersabda;
“Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan istrinya memperhatikan suaminya,” kata Nabi Saw. menjelaskan, “maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan perhatian penuh rahmat.” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri r.a.)
Rasulullah SAW bersabda;
“Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan istrinya memperhatikan suaminya,” kata Nabi Saw. menjelaskan, “maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan perhatian penuh rahmat.” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri r.a.)
4. Menggenggam tangan pasangan.
Banyak pasangan mengacuhkan hal ini karena merasa tidak perlu melakukan hal ini karena malu sama anak-anak. Jangan sepelekan hal ini ya, karena merupakan salah satu perbuatan suami istri yang mendatangkan pahala. Ada perasaan aman dan nyaman saat tangan suami istri saling bertaut. Paling utama adalah perasaan saling menguatkan, dan ternyata hal ini dapat menghapus dosa.
“…Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya , maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jari-jema-rinya.” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri r.a.)
“…Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya , maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jari-jema-rinya.” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri r.a.)
5. Suka membelai.
Suami diharapkan suka membelai dengan kasih sayang pada istrinya, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah sebagai ungkapan kasih sayang yang nyata.
“Rasululloh SAW biasa setiap hari tidak melupakan untuk mengunjungi kami (para istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampirinya dan membelainya, sekalipun tidak mencampurinya, sehingga sampai ke tempat istri yang tiba gilirannya, lalu bermalam di situ.” (HR. Abu Dawud).
“Rasululloh SAW biasa setiap hari tidak melupakan untuk mengunjungi kami (para istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampirinya dan membelainya, sekalipun tidak mencampurinya, sehingga sampai ke tempat istri yang tiba gilirannya, lalu bermalam di situ.” (HR. Abu Dawud).
6. Komitmen memberi sedekah.
Mengapa pasangan suami istri harus komitmen dengan hal ini? Jika tidak diselaraskan, khawatir perbedaan persepsi masing-masing pihak mengenai pentingnya bersedekah atau siapa saja yang patut diberikan sedekah akan membuat hubungan tidak harmonis antara keduanya, walaupun niatnya adalah baik.
7. Komitmen saling membantu pekerjaan rumahtangga.
Suami yang baik akan turun tangan secara langsung manakala melihat istrinya kerepotan mengurusi tugas-tugas rumahtangga. Rasulullah adalah lelaki mandiri, dimana beliau bisa melakukan pekerjaan untuk dirinya sendiri, sekaligus tak segan membantu kerepotan istrinya, dan ini salah satu perbuatan suami istri yang mendatangkan pahala.
Al-Aswad bin Yazid bertanya kepada Aisyah, “Apa yang biasa dilakukan Nabi s.a.w. di dalam rumah?” Aisyah menjawab, “Beliau biasa membantu pekerjaan istrinya. Bila tiba waktu shalat, beliau pun keluar untuk mengerjakan shalat”. [H.R. Bukhari]
Al-Aswad bin Yazid bertanya kepada Aisyah, “Apa yang biasa dilakukan Nabi s.a.w. di dalam rumah?” Aisyah menjawab, “Beliau biasa membantu pekerjaan istrinya. Bila tiba waktu shalat, beliau pun keluar untuk mengerjakan shalat”. [H.R. Bukhari]
Loading...